Jumat, 09 November 2012

semua akan baik-baik saja

Ada kecemasan yang menyelinap di benak saya pagi tadi. Entah kenapa sepertinya ada sesuatu yang dengan tiba-tiba menimpa dada saya. DUB! Berat dan membuat saya susah bernapas. Kecemasan yang datang ketika saya mengingat sesuatu.

Saya sudah memantabkan hati saya untuk melakukan keputusan itu nanti. Keputusan yang sudah saya pikirkan sebelumnya. Dan menurut pertimbangan saya, saat itu adalah waktu yang tepat. Saya bahkan sudah merencanakan beberapa hal setelah keputusan itu saya laksanakan. Tapii...mendadak saya merasa harus mereview rencana itu lagi. Berpikir lagi apakah keputusan yang akan saya lakukan itu sudah benar. Sebelum benar-benar dilaksanakan toh masih ada kesempatan untuk menimbang-nimbang kan. Masih ada waktu untuk berpikirrr...Dan itulah yang merenggut energi saya pagi ini.

Sudah 3 bulan saya nggak ngeprint buku tabungan. Dan buku tabungan memang sudah saatnya ganti. Buku rekening bank pertama lembarnya sudah hampir habis, sedangkan buku rekening kedua sudah buluk gara-gara kehujanan waktu itu. Ya sudah akhirnya, pagi itu saya putuskan ke bank sambil memindahkan sejumlah uang dari "rekening konsumtif" ke "rekening saving". Saya juga penasaran berapa nominal uang yang sudah saya tabung. Setelah buku tabungan diprint semua. Baru terlihat secara nyata berapa jumlah uang yang saya miliki saat itu. Bagi saya tidak sedikit sih (untuk ukuran saya yah), tapi juga tidak banyak juga untuk ukuran orang yang akan punya hajat besar dalam hidupnya. Hffhhhh...

Setelah sekian lama diliatin...dan berpikir tentang rencana saya ke depan...keluarlah daftar panjang yang ingin saya lakukan. Barang-barang utk persiapan hajat besar hingga sejumlah nominal untuk investasi. Dan saya stuck...menghela nafas panjang...saya menutup buku tabungan itu. Toh angkanya nggak akan berubah setelah saya mengedipkan mata. Sekelebat bayangan foya-foya saya kemarin hadir lagi. Sebenarnya bukan foya-foya sih...cuma sekedar refreshing dari kepenatan kerja. Itu yang sering jadi pembelaan saya. Tapi saya tetep nyesel kenapa ga dari dulu-dulu saya disiplin buat menyisihkan lebih banyak lagi. Saya yakin kalau itu saya lakukan angka di tabungan saya bisa bergerak setidaknya 2tingkat lagi lah... Hfffhhh....

Saya pun rasanya ingin memaki diri saya sendiri yang nggak bersyukur. Sudah banyak yang Dia beri. Masiiihhh saja nggak bersyukur. Kalau dibandingkan orang lain toh sebenarnya apa yang saya alami nggak parah-parah juga. Tapi tetap saja...masalah itu mengganjal. Membuat saya setengah hati untuk menjalankan apa yang akan saya putuskan nanti.

Saya benci kalau harus melakukan sesuatu tidak dari hati. Saya benci kalau saya ingin beranjak tapi tidak bisa. Saya tidak ingin tertahan hanya karena uang. Bukan uang penentu kebahagiaan saya. Tapi saya manusia yang sungguh lemah. yang kadang takut, ragu, cemas. Karena saya tidak memegang buku skenario yang bisa saya intip kapan saja. Saya hanya bisa menulis di atas angin. Menggantungkan rencana yang tidak pasti.

Bukankah keraguan saya ini wajar Tuhan? Bukankah rasa takut ini juga wajar? Jangan Kau ombang-ambingkan hatiku. Engkaulah pemilik hati yang mampu membolakbaliknya kapanpun. Engkaulah penguasa alam semesta yang kuasa memberi apapun yang aku minta. Saya hanya menjalani hidup ini sekali. Setidaknya biarkan saya memiliki satu-satunya hak saya...MEMILIH. Memilih jalanMU. Mampukan saya untuk menetapkan hati ini. Lapangkan hati saya untuk rencanaMU yang lebih besar. Hfffhhh...

everything is gonna be alright kan Allah??? everything is gonna be alright kan?? tolong bisikkan itu di telinga saya... dan hembuskan ketenangan dalam hati saya...

*catatan 1des2011 disalin dari multiply